Lagi, OPM Tembak TNI

Wednesday, March 25, 2009 | with 0 komentar »

 
JAYAPURA (PAPOS) –Satu lagi, prajurit TNI terluka, terkena muntahan timah panas dari senjata kelompok OPM pada hari, Senin (23/3) kemarin, sekitar pukul 04.30 WIT di Timika.  
Prajurit itu atas nama Pratu Ahmad dari Yonif 754, Senin (23/3)  kemarin, langsung diterbangkan dari Timika untuk menjalani operasi di RS Marthen Indey - Aryoko - Jayapura. 
Pratu Ahmad menderita luka-luka tembak bagian pundak kanan, dada, paha kanan tembus peluru di samping lengan kanan tembus samping kiri. Ketika Papua Pos tiba di RS Marten Indey, korban sudah berada di ruang bedah. Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI A.Y Nasution saat dikonfirmasi wartawan
mengatakan, sudah menjadi resiko bagi anggota TNI yang bertugas demi membela rakyat.“Prajurit tugasnya melindungi rakyat, dan resiko yang diterima prajurit itu kerena mereka melindungi rakyat,”katanya di RS Marthen Indey.
Maka itu, TNI bertekad terus memburu sampai ketemu hidup atau mati orang-orang yang melanggar Hak Azasi Manusia (HAM) dan mengganggu rakyat.”Itu harus diburu, tidak boleh dibiarkan,”tegas Pangdam. 
Diduga kuat penembakan itu dilakukan oleh kelompok OPM dibawah pimpinan Goliat Tabuni yang tempo hari membuat seretetan peristiwa di Tingginambut Puncak Jaya, seperti merampas senjata Polri di Pos Polisi, menembak tewas dua tukang ojek dan dua penumpangnya luka-luka, dan juga menembak tewas salah satu anggota TNI dalam kontak senjata.


http://www.papuapos.com 

Selengkapnya......

Tokoh OPM Bertemu Gubernur

Wednesday, March 25, 2009 | with 0 komentar »

AYAPURA (PAPOS) -Setelah tiba di Jayapura, Minggu (22/3) lalu, menggunakan Pesawat dari Jakarta, tokoh atau pencetus Organisasi Papua Merdeka(OPM), Nicholas Jouwe, Senin (23/3) kemarin, melakukan pertemuan dengan Gubernur Papua, Barnabas Suebu SH. Pertemuan di Gedung Negara (kediaman Gubernur Papua) dimulai sekitar pukul 10.00 WIT dan dilakukan secara tertutup, sehingga seluruh awak media baik cetak maupun elektronik, lokal, nasional dan mancanegara tidak diperkenankan masuk. Dalam pertemuan sekitar satu jam lebih itu, Nicholas Jouwe didampingi kedua anaknya Alexander Jouwe dan Nancy Leilani Jouwe, serta 2 orang pencari suaka yang telah kembali ke Indonesia, Alberth Frans Yoku dan Nikko Meset.
Dari pantauan Papua Pos, Gubernur Suebu didampingi beberapa pimpinan SKPD Pemprov dan staf ahli Gubernur, dari kaca luar terlihat pembicaraan keduanya sangat serius.
Usai pertemuan sekitar pukul 11.30 WIT, seluruh kuli tinta diperkenankan masuk mengabadikan gambar. Gubernur Papua, Barnabas Suebu, SH sempat memberikan sebuah kenang-kenangan kepada Nicholas Jouwe.
Kepada wartawan usai pertemuan Nicholas Jouwe mengatakan, bahwa dirinya ialah seorang pejuang dan semua orang mengetahui hal itu, tetapi Gubernur ialah seorang pelaksana.
“Gubernur lakukan tugas yang saya mimpikan, itu beda antara kami berdua. Saya sangat senang bertemu dengan Gubernur dan dia (Kaka Bas-red) ialah salah satu putera Papua yang duduk pada tempat yang benar,” ujar Jouwe.
Disampaikan, apa yang dikerjakannya dan diperjuangkan selama ini dari luar, dia (Gubernur-red) yang memperjuangkan dari dalam, dan hal itu dinilai Jouwe sangat bagus.
“Beliau lebih capek dari pada saya, sebab saya cuma kata-kata, Gubernur yang berbuat, beda antara kata dan perbuatan dan inilah bedanya. Ini artinya, apa yang diperjuangkan Youwe sudah dilaksanakan bapak Gubernur untuk membangun Papua,” tegas Nicholas Jouwe.
Disisi lain Gubernur Suebu menjelaskan, keinginan merdeka ialah untuk kesejahteraan dan sejahtera itu yang kini sedang dikerjakan pemerintah dengan melakukan pembangunan infrastruktur, pembangunan kampung, memperbaiki makanan dan gizi, pendidikan, kesehatan, rumah rakyat, air minum dan membangun Papua dari pemerintahan yang bersih dari korupsi.
“Jadi itu yang bapak (Nicholas Jouwe) katakan, saya berjuang secara politik karena isi dari kemerdekaan itu adalah pada akhirnya untuk rakyat sejahtera, pendidikan dan kesehatan baik, itu yang beliau maksudkan,” ungkap Suebu.

Selengkapnya......

JAYAPAURA (PAPOS)-Rencana aparat kepolisian dalam hal ini Polda Papua menggelar sayembara Rp. 10 juta bagi setiap warga yang berhasil menangkap satu anggota OPM di Kabupaten Puncak Jaya Papua, dinilai Majelis Rakyat Papua (MRP) sebagai bentuk dari ketidak profesionalisme aparat penegak hukum. Hal itu disampaikan Ketua MRP Drs, Agus Alue Alua, M.Th ketika ditemui wartawan di ruang sidang MRP, Jumat (20/3). Dikatakan, sayembara yang dilakukan oleh Polda tersebut merupakan hal yang tidak efektif bagi Polda sendiri dalam menangkap anggota OPM, bahkan Polda terkesan mengadu masyarakat dengan masyarakat. “Saya menilai tindakan seperti itu kurang efektif, cara seperti itu justru menunjukkan Polri terkesan mengadu masyarakat dengan masyarakat,” kata Agus.
 

Sayembara Rp.10 juta menurut Agus merupakan hak aparat keamanan untuk menangkap OPM, namun sayembara tersebut sangat tidak efektif, karena jika menghilangkan nyawa orang, maka merupakan pelanggaran HAM, baik itu dilakukan oleh Polri atau pihak keamanan maupun oleh masyarakat sendiri. ‘’Untuk mengejar OPM adalah tugas Polri bukan tugas dari pada masyarakat dan bagaimana pun medannya itu merupakan kewenangan dari pada Polri. Bagaimana cara mereka untuk menangkap OPM, bukan menggelar sayembara,’’ tegasnya
Justru Agus kuatir, jika sampai melibatkan masyarakat, karena tergiur nominal uang yang di janjikan sehingga nantinya akan terjadi konflik antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Untuk itu, Agus menghimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya yang berada di Tinggi Nambut agar mempersilahkan Polri untuk masuk kelingkungan setempat dan mencari sendiri anggota OPM yang dimaksud, dengan tidak membuat lingkaran merah terhadap daerah-daerah tertentu sebagai tempat persembunyian OPM.
“Saat ini untuk membedakan OPM dan masyarakat biasa sangat sulit. Jadi saya sarankan sebaiknya masyarakat mempersilahkan Polri untuk masuk dan mencari sendiri anggota OPM yang dimaksud, karena Polri biasanya lebih tau siapa dan bagaimana OPM, toh Polri dibekali dengan senjata yang lengkap. Jadi tidak perlu membuat sayembara semacam itu karena tidak efektif,” paparnya.




http://www.papuapos.com

Selengkapnya......


WAMENA (PAPOS)- Sesuai pencanangan pemberian imunisasi tetanus bagi wanita usia subur (WUS) oleh Bupati Kabupaten Jayawijaya, Wempi Wetipo, S.Sos, M.Par beberapa waktu lalu di Puskesmas Distrik Asolokobal, kini giliran sekolah-sekolah di Wamena.
 
Seperti apa yang dilaksanakan di SMK Yapis Wamena, menurut salah satu petugas kesehatan, Yolanda Jumat (20/3) kemarin disela-sela pelaksanaan imunisasi menjelaskan, imunisasi ini dilakukan di tiap sekolah-sekolah mulai dari tingkat SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi se-Kabupaten Jayawijaya khusus bagi wanita yang memasuki usia subur. Dikatakan, sebelum melakukan imunisasi petugas kesehatan memberikan pengarahan terlebih dahulu kepada setiap siswa para siswa akan pentingnya imunisasi tetanus, agar kelak wanita usia subur (umur 15-39 tahun) tidak lagi terkena tetanus neonatorum.
Meskipun cukup paham akan pentingnya imunisasi tetanus bagi siswa-siswi, namun masih saja ada yang merasa takut akan kesehatan. Seperti apa yang dialami Siska Burney, dirinya merasa gugup begitu akan disuntik dibagian lengannya.
Kegiatan imunisasi ini akan terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya, dengan melibatkan tokoh agama, adat dan pemerintah setempat, selanjutnya akan dilakukan pula dibeberapa distrik dan di kampung-kampung.

Selengkapnya......