SBY : Papua Aman dan Terkendali

Tuesday, April 14, 2009 | with 0 komentar »
JAKARTA (Papua Student) – Menyusul, masih terjadinya terror bom, penyerangan dan pembakaran pasca pelaksanaan pemilu legislatif di Papua, menurut Presiden Yudhoyono, teror itu telah ditangani. "Tak ada lagi gangguan-gangguan yang tidak dikehendaki," kata Yudhoyono dalam rapat terkait evaluasi keamanan dan politik pasca penyelenggaraan pemilu legislative, pada Senin (13/4) kemarin di Kantor Kepresidenan Jakarta.
Untuk mengatasi persoalan yang sudah meresakan masyarakat Papua ini, Presiden SBY meminta Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menemukan penyebab teror, dan secepatnya teror ini dihentikan. "Apakah ada kaitannya antara Papua dengan bukan Papua sehingga kita bisa mengenal betul sebab akibat," tambah Yudhoyono.
Dari penyelidikan itu, pemerintah akan merumuskan langkah-langkah pengamanan yang lebih baik, terutama menghadapi pemilihan presiden.
 "Amanah kita keamanan dan stabilitas harus kita tegakkan termasuk dalam masa pemilu ini." kata Yudhoyono.
SBY menambahkan bahwa, Papua tanah damai, sudah terjalin beberapa tahun terakhir ini, kondisi yang kondusif tidak bisa dirobek oleh kepentingan sepihak dan golongan tertentu, "Sehingga kita berada di posisi terpuruk," kata Yudhoyono.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono menilai teror, mulai pembunuhan warga sipil oleh orang tak dikenal di Wamena, Pembakaran Depo Pertamina dan pemkaran Gedung Rektorat Uncen, adalah serangkaian tindakan untuk menggagalkan pemilu di Papua. Namun sangat beruntung tujuan dari pengacau dan penyebab teror tidak tercapai karena hingga kini Papua dalam tahap kondisi aman dan terkendali.
Pelaku diketahui
Sementara itu Kapolda Papua Irjen Pol. Bagus Ekodanto menyatakan, pelaku penyerangan dan penyebab teror di sejumlah wilayah di Papua dilakukan oleh kelompok Papua Merdeka, hal ini menurut terbukti dari selebaran-selebaran yang ditemukan pihak Polda di lokasi penyerangan.
Bukti tersebut, menurut Bagus, berbentuk selebaran ditemukan diatas jenazah korban penyerangan di Wamena, Rabu 9 April 2009 lalu. Dalam selebaran yang berbentuk surat bertuliskan "dari Panglima Tentara Nasional Pembebasan Papua Merdeka"
"Pelaku sepertinya sengaja meninggalkan surat itu di atas jenazah korban," ujar Kapolda Papua.
Tangkap
Sementara itu ditempat terpisah, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengatakan, polisi telah menangkap satu tersangka lagi kasus kekerasan bersenjata di Abepura Papua yang diduga sebagai otak penggerak beberapa kasus penyerangan di wilayah itu belum lama ini.
"Bukti permulaan adanya tindakan-tindakan kekerasan yang mereka lakukan sehingga ada satu tersangka lagi yang sudah kita akan proses," kata Kapolri seusai rapat terbatas dengan Presiden.    
Namun, Kapolri menolak menyebutkan jika para tersangka yang sudah ditangkap itu merupakan bagian dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM). "Jangan, kami tidak sebutkan itu (OPM), pokoknya mereka kelompok bersenjata yang melanggar hukum dan tentu kita ambil tindakan keras," katanya.
Meski begitu, Kapolri mengatakan, kelompok itu telah melakukan penyerangan yang sifatnya lebih berani dan radikal.
"Dari awal kan ada terus tindakan-tindakan yang dilakukan mereka, sebelum pemilu sudah ada penyerangan posko, anggota TNI ditembak meninggal dan sebagainya itu sudah dilakukan berencana oleh mereka," tambahnya.
Di tempat yang sama, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan, beberapa kejadian yang dilakukan OPM belakangan ini hanya untuk menunjukkan bahwa keberadaan mereka masih ada. "Gangguan keamanan di Papua itu hanya untuk menarik perhatian bahwa eksistensinya masih ada. Gerakan sistematisnya seperti apa sedang kita jajaki sejauh mana," katanya.

www.papuapos.com

Related Posts by Categories



0 komentar