Perbankan di Papua Masih Solid

Tuesday, April 14, 2009 | with 0 komentar »
Namun demikian Pimpinan Bank Indonesia Jayapura, Leo R Tandiarrang minta agar masing-masing perbankan dapat memelihara likwiditasnya agar tidak ada masalah. Sebab masalah persaigan bank adalah hal yang wajar, namun jangan karena persaingan mambuat perbankan mengorbankan likwiditasnya.
“ Tingkat persaingan bank masih pada batas kewajaran. Kenaikan suku bunga bank masih dalam kewajaran,”jelas Leo kepada Papua Pos usai mengikuti upacara HUT Bank Papua, Selasa (14/4) kemarin.
Dijelaskan, kenaikan suku bunga rata-rata tabungan maupun suku bunga giro bank umum di Papua berkisar 1,5 - 3 persen, tabungan 2,6 - 4,4 persen deposito 6,25 - 12 persen.
Sedangkan Bank Perkreditan suku bunga tabungan hanya sebesar 3,5 - 5 persen dan suku bunga deposito sebesar 9,5-13 persen.
Masih menurut Leo, sedangkan suku bunga pinjaman secara umum baik kredit konsumtif investasi dan modal kerja bank umum antara 13-19 persen dan BPR sebesar 20-22 persen, sehingga tidak terjadi perang suku bunga di bank yang ada di Papua.
Dia mengakui kalau melihat kondisi perbankan di Papua dampak krisis global tidak begitu signifikan mempengaruhi kondisi Perbankan di Papua, namun diharapkan masing-masing bank untuk berupaya mengantisipasi, menjaga kondisi kas dengan baik. Selain itu diharapkan kerja sama antar bank harus terjalin dengan baik agar perbankan tetap konduktif dan aman.
“ Masing-masing bank harus dapat melakukan monitoring secara ketat terhadap likuiditas bank sendiri. Sehingga mengurangi ekspensasi kredit yang artinya bank sudah memahami kondisinya masing-masing untuk memberikan edukasi atau pemahaman kepada nasabah bahwa kondisi perbankan kita masih aman dan terkendali,” katanya.
Selain itu kata Leo, perlu mencermati kondisi pasar perbankan yakni dengan mengevaluasi perkembangan kredit, dan yang tidak kalah pentingnya masing-masing bank harus meningkatkan pelayanannya.

www.papuapos.com

Related Posts by Categories



0 komentar